🌿 Bengkel Bambu Sumbermujur: Kerajinan Tangan Ramah Lingkungan dari Kaki Semeru
Di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, terdapat sebuah usaha kreatif yang terus berkembang dari waktu ke waktu Bengkel Bambu, sebuah kelompok kecil pengrajin yang sejak akhir tahun 2018 telah menghasilkan berbagai produk fungsional dan artistik berbahan dasar bambu.
Beranggotakan 2–3 orang, kelompok ini memanfaatkan bambu dari ladang sendiri untuk diolah menjadi berbagai macam alat rumah tangga, seperti centong, cangkir, sedotan, gelas, tumbler bambu, hingga nampan dan teko. Produk-produk ini dikerjakan secara telaten, bahkan bisa dibuat kurang dari 10 menit per item. Dalam satu malam, mereka mampu memproduksi hingga 100 gelas bambu, tergantung permintaan.
Harga produk sangat bervariasi, mulai dari Rp1.000 untuk sedotan bambu, hingga Rp200.000-an untuk paket teko-nampan-gelas. Produk yang paling banyak diminati adalah gelas bambu dan tumbler termos bambu yang dijual seharga Rp80.000.
Meskipun belum aktif di platform seperti Shopee, pemesanan bisa dilakukan dengan mudah melalui WhatsApp dan Instagram resmi mereka. Beberapa pesanan besar bahkan datang dari luar daerah seperti Bali, termasuk pemesanan massal hingga 1.000 unit untuk hotel-hotel di sana. Sayangnya, outlet tetap untuk kerajinan bambu hanya tersedia di Sumbermujur belum ada di daerah lain, termasuk Hutan Bambu tempat mereka pernah mencoba berjualan sebelum terdampak erupsi Semeru.
Saat ini, para pengrajin sedang menjajaki peluang untuk menaruh produk mereka di Sakura Garden, agar bisa lebih mudah dijangkau oleh wisatawan. Selain produksi, mereka juga aktif mengadakan pelatihan kerajinan bambu untuk masyarakat sebagai bagian dari edukasi dan pemberdayaan lokal. Usaha ini bukan hanya sebatas penghasilan, tetapi telah menjadi passion yang dijalani dengan semangat sejak lama.
Bengkel Bambu Sumbermujur adalah contoh nyata bagaimana kearifan lokal dan kreativitas bisa menghadirkan produk yang fungsional, ramah lingkungan, dan bernilai jual tinggi. Dengan dukungan masyarakat dan promosi yang tepat, kerajinan bambu dari kaki Gunung Semeru ini berpotensi menjadi komoditas unggulan desa.
